Hidayah bisa dari mana saja dan kapan saja

Hidayah dari mana saja dan kapan saja

Assalamualaikum wr. wb… . 

Bismillah… 

Hidayah dari mana saja dan kapan saja

Walaupun hanya dari seorang mbah urut

Bu Minten Menghadiri Nikahan Cucunya

Bu Minten baru saja pulang dari daerah yang cukup jauh dari kota, untuk menghadiri nikahan cucunya. Beliau menyempatkan diri untuk menghadiri, dikarenakan  beliau adalah tetua di keluarganya. Sampai di rumah Bu Minten beristirahat. Sangat cukup melelahkan perjalanan waktu itu bagi beliau. Tak hanya itu Bu Minten berniat juga memanggil jasa urut untuk membantu membuat badannya menjadi fresh kembali, setidaknya mengurangi pegal di kakinya. 

Memanggil Jasa mbah urut

Anak Bu Minten memanggil mbah jasa urut untuk membantu ibunya yang kelelahan. Assalamualaikum mbah, mbah sehat? , bisa bantu urut orang tuaku, jawab anak itu. Iya bisa nduk, abis dzuhuran dulu ya, nanti mbah ke sana. 

Sampai di rumah, mbah urut tanpa ngomong panjang lebar, akhirnya mulai mengurut Bu Minten yang kelelahan. Cukup lama mbah urut mengurut beliau. Mungkin lebih dari 1 jam, apalagi ditambah mengurut nya sambil ngobrol bareng. 

Selesai mengurut. Mbah jasa urut tersebut disuguhi minum dan roti. Minumlah dulu buk, panggilan anak ke mbah urut tersebut. Terima kasih repot-repot nak! . Mbah urut tersebut sejalan waktu juga mengajak mengobrol bersama. Setelah selesai diurut Bu Minten memberikan uang jasa kepada mbah urut. Suka sama suka ya mbah, semoga sehat kita panjang umur, jawab si embah urut sambil berjabat tangan. 

Sepenggal Cerita mbah urut

Kita ini sudah berumur, cukup nikmat sehat sudah melebihi segala apapun. Lalu anak nak Bu Minten bertanya kepada mbah urut, anak mbah berapa? 

Anak mbah jumlahnya 12 kalau hidup semua nduk…!, anak mbah yang hidup cuma 1 nduk, tetapi itu sudah sudah syukur alhamdulillah nduk!. Saya setiap tahun punya anak, ada yang baru berberapa hari meninggal dunia, ada yang lagi hamil meninggal, sanking seringnya saya hamil, tetangga berkomentar, apa ga capek mbah hamil terus? Jawab mbah tidak, selama anak saya belum ada yang hidup saya akan hamil terus, jawab mbah urut! MasyaAllah anak Bu Minten terdiam! , MasyaAllah begitu perjuangan ibu ini terlintas di dalam hatinya. Mbah urut melanjutkan ceritanya. Anak saya nduk 1 orang yang hidup, anak laki-laki, makanya kemanapun saya selalu bersamanya, walaupun sampai dia menikah. Saya berpesan kepada istrinya untuk menerima segala kekurangan dan kelebihan dia termasuk saya tinggal serumah dengan anak menantu saya, ucap mbah urut. Saya sudah bersyukur alhamdulillah bisa bersama-sama karena harta yang saya punya sekarang hanya dia. MasyaAllah begitu terpancar rasa syukurnya kepada Allah SWT. 

Setiap ucapannya adalah doa dan Rasa syukur. 

Anak buk Minten terdiam berapa banyak pelajaran yang bisa saya ambil hari itu. Akhirnya setelah bercerita panjang, mbah urut izin pamit pulang ke rumah. Saya pulang dulu nduk dan Buk Minten, sehat selalu ya dan panjang umur… Kata-kata beliau selalu mengandung doa. Setelah mbah urut pulang anak Bu Minten merenung setiap ucapan-ucapannya. Begitu sabar mbah urut tersebut menjalani hidup. 

Dalam surat Al-Baqarah ayat 153:

"Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu,  sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar".

Rasa syukur dan sabar ya, rasa sabar dan syukur pelajaran hikmah yang saya bisa ambil dari sepenggal cerita hidup mbah urut yang amat luar biasa, ucap anak bu Minten di dalam hatinya. 

Hari itu anak bu Minten mendapat sebuah hidayah dari pengalaman hidup mbah urut. 

Hidayah itu bisa didapatkan dengan cara apapun, walaupun kita merasa lelah menjalani hidup,  yakinlah tetaplah bersemangat. Allah berserta orang-orang yang sabar…